Rabu, 01 Agustus 2018

KEKUATAN JUJUR


M. Khaliq Shalha*)



“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”(Qs. Ali Imran [3]: 14).

Fakhruddin ar-Razi dalam Mafatihul Ghaib, menyitir dua riwayat terkait dengan ayat di atas. Pertama, Abu Harits bin Alqamah al-Nashrani curhat pada saudaranya tentang sifat jujur Nabi Muhammad SAW. Abu Haris khawatir Kerajaan Romawi akan ditumbangkan, harta dan tahtanya akan diambil.  

Kedua, pasca perang Badar, Nabi mengajak orang Yahudi untuk masuk Islam. Mereka menunjukkan kekuatan dan kehebatan diri. Mereka pamer harta dan pedang. Lalu Allah menjelaskan dalam ayat tersebut bahwa semua perkara dunia bersifat kesementaraan, sedangkan akhirat lebih baik dan kekal.

Dari riwayat pertama, ternyata kejujuran seorang tokoh bisa membuat khawatir lawan politiknya. Jujur tergolong modal SDM yang sangat signifikan. Di antara rahasia sukses di balik dakwah Nabi SAW adalah jujur. Dikagumi kawan dan disegani lawan.

Sifat jujur bagi pelaku organisasi sangat menentukan sehatnya manajemen. Sebaliknya, krisis kejujuran akan menimbulkan krisis kepercayaan dan akhirnya melahirkan krisis multidimensi. []
__________
*) Penulis adalah alumni Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya 2011, Guru dan Kepala Madrasah MTs Al-Wathan Sumenep.

Tulisan ini bisa dikunjungi juga di https://www.harakatuna.com/kekuatan-jujur.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar