Selasa, 25 Juni 2019

MENGUBAH TAKDIR

Anak istriku pada suatu senja di perbatasan Sentol Daya - Larangan Perreng, Sumenep
M. Khaliq Shalha

Suatu waktu Umar bin Khatthab membatalkan lawatannya ke Syam (Suriah, Palestina dan sekitarnya) karena di sana sedang terjadi wabah.

Ketika itu tampil seseorang penanya. "Atafirru min qadarillah (Apakah engkau menghindar dari takdir Allah)?"

"Afirru min qadarillah ila qadarillah (Saya menghindar dari takdir Allah kepada takdir-Nya yang lain."

Ketika Ali bin Abi Thalib sedang duduk bersandar ke tembok yang ternyata rapuh, beliau pindah ke tempat lain.  Beberapa orang di sekelilingnya bertanya seperti pertanyaan di atas. Jawaban Ali intinya sama dengan jawaban Umar.

Potensi berupa daya upaya yang dimiliki manusia sebaik mungkin digunakan secara maksimal guna meraih prestasi dan kemaslahatan hidup yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Dalam peribahasa Arab dikatakan, "An-Insan fit tafkir wa Allah fit tadbir. Manusia bisa merencanakan, namun Allah yang mengaturnya." Allah tentu akan memberikan takdir terbaik pada manusia di balik jerih payah usahanya. Tak perlu resah dan gelisah menyikapi segala sesuatu asal selalu aktif, bukan pasif.

Wallah a'lam.

Sungguh indah ciptaan Allah. Aku menikmatinya
Sumenep, 25 Juni 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar