M.
Khaliq Shalha
Buku ibarat
pesugihan yang bisa mendatangkan banyak inspirasi bagi pembacanya dan
menyuguhkan data-data yang dibutuhkan. Bisa pula sebagai perhiasan yang
sewaktu-waktu bisa dipakai dalam setiap kesempatan yang tepat untuk
beraksesoris dengannya. Semikin banyak buku, semakin mudah untuk memperkaya
gagasan dan data dalam berkreasi.
Para pegiat tulisan membutuhkan banyak referensi untuk
mempermudah dan memperoleh hasil tulisan yang relatif memuaskan hingga layak
disuguhkan ke publik. Penulis bagai tukang bangunan. Tukang bangunan dikatakan
hebat apabila mampu menciptakan model baru hasil kreasinya yang berbeda dengan
karya orang lain.
Namun perlu
diingat bahwa tukang yang hebatpun sangat tergantung kepada orang lain dalam
memperoleh bahan baku.
Batu-bata, pasir, semen, kawat, kayu, genting dan bahan lainnya adalah produk
orang lain. Tugas tukang adalah bagaimana ia mampu menata bahan-bahan itu
menjadi bangunan yang menawan, membuat setiap orang yang melihatnya
bertanya-tanya, siapa gerangan tukangnya?
Tetapi ada
sedikit perbedaan antara keduanya. Bagi tukang bangunan tidak menjadi soal
apabila karyanya persis dengan karya tukang lain. Tidak dianggap tindakan plagit.
Justru seandainya pencetus model bangunan itu tahu bahwa karyanya ditiru orang
lain maka ia akan bangga. Hanya model bangunan sulit dilacak siapa pencetus
murninya. Berbeda dengan penulis, karyanya tidak boleh sama persis--apalagi
sampai titik komanya--dengan karya orang lain sebelumnya. Tindakan itu
tergolong plagiat yang tidak terpuji.
Plagiat ada
dua; murni dan semi. Plagiat murni mengatasnamakan dirinya pada karya orang
lain dengan cara mengganti nama. Plagiat murni ini lebih mudah dihindari. Plagiat
semi (tidak begitu plagiat), hanya ada beberapa bagian yang mengambil kalimat
orang lain, misalnya satu paragraf. Cara menghindari plagiat semi ini adalah
dalam membuat tulisan hindari melihat secara total pada buku yang dirujuk.
Sebaiknya sebelum membuat tulisan, penulis sudah menelaah buku yang diperlukan
sampai paham, lalu menuangkannya dengan redaksi sendiri, dijamin tidak akan
sama persis. Ibarat hadis kudsi atau hadis biasa; maknanya dari Allah tapi
kata-katanya dari Nabi.
Jika Anda
ingin bertanya tentang kekayaan seorang intektual, tanyakanlah berapa buku yang
sudah dimiliki dan dibaca? Jika Anda ingin bertanya tentang kekayaan pebisnis,
tanyakanlah berapa jumlah uang yang sudah dimiliki? Koleksi buku harus paralel
dengan pengembangannya, yaitu tekun dalam membuat tulisan. Penulis adalah pahlawan
pena yang dengan karyanya banyak membuat orang menjadi paham arti kehidupan.
Salam literasi!
Sumenep,
3 Desember 2014
Tulisan yang menarik. Terus menulis Mas Khaliq. Semoga semakin berkah.
BalasHapusInsaya Allah. Amin.
BalasHapus