Minggu, 04 Agustus 2019

SERBA DOA

Salah satu ajaran Islam yang monumental adalah doa. Doa disyariatkan dalam berbagai aktivitas manusia. Memanjatkan doa merupakan wujud ketergantungan hamba yang maha lemah dalam berbagai aspeknya kepada Zat Maha Kuasa, Allah SWT Sang Maha Pemurah lagi Penyayang.

Dua macam doa yang dapat dipanjatkan; pertama, doa ma'tsur (terredaksi dalam Al-Qur'an dan hadis). Kedua, bukan ma'tsur, yaitu doa yang redaksinya dibuat oleh sesama atau diri sendiri, baik menggunakan bahasa Arab atau bahasa lainnya, termasuk bahasa daerah.

Pemilihan redaksi doa tidak menjadi persoalan. Ma'tsur atau bukan, bahasa Arab atau bukan tidak apa-apa. Karena yang terpenting dalam doa adalah paham dan menghayati terhadap apa yang diminta. Dan sangat aneh bin ajaib meminta sesuatu tapi tidak pernah paham terhadap apa yang diminta sekalipun secara global.

Keterkabulan doa ada tiga macam; terwujud apa yang diminta, sebagai penebus dosa (gali lobang tutup lobang) dan diberikan di akhirat. Keterkabulan doa yang tampak tidak lantas instan (seketika) seperti merebus mie instan (jarang terjadi), tapi masih ada korelasi dengan usaha nyata untuk menjembut keterkabulan doa tersebut. Minimal yang dapat diterima langsung oleh pendoa adalah ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa adalah hal utama dalam kehidupan untuk mengantarkan kesuksesan.

Wallahu a'lam.

M. Khaliq Shalha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar