Rabu, 03 Juli 2019

MENGAKRABKAN ANAK DENGAN BAHASA ASING

Bersama Pengasuh Pesantren-Masjid-Gua Perut Bumi, Tuban, 26 Juni 2019
Era globalisasi sudah nyata dalam kehidupan kita, yaitu era kampung dunia. Menuntut kita dan generasi kita siap menghadapi dalam berbagai aspeknya, termasuk bekal bahasa asing yang juga sudah mengglobal. Tanpa meninggalkan bahasa kita, bahasa Indonesia.

Mengakrabkan anak dengan bahasa asing (Arab dan Inggris) adalah tindakan yang cukup bijak. Sejak TK anak selayaknya diperkenalkan dengan kosa kata (mufradat) dengan cara menghapal, baik dengan cara mengulang-ulang atau dinyanyikan. Dengan metode ini, anak cepat menyerap tanpa terbebani. Kosa kata adalah modal dasar untuk langkah selanjutnya. Ada kata bijak mengatakan, "Didiklah anakmu dengan pendidikan yang berbeda dengan pendidikanmu, karena ia akan hidup di masa yang berbeda dengan masamu." Dulu bahasa asing tak begitu penting dipelajari, tapi sekarang berbeda.

Memahami bahasa bukan meruapakan tujuan, tapi sebagai alat untuk dapat digunakan dalam berbagai keperluan. Termasuk keperluan studi. Bahasa Arab dan Inggris mulai intens digunakan sejak S1 ke atas. Referensi yang harus ditelaah banyak yang berbahasa asing. Walaupun buku terjemahan sekarang juga banyak, namun kurang afdal apabila tidak merujuk pada buku induknya dengan bahasa asal. Tapi tak semua buku yang dibutuhkan didapat terjemahannya dengan mudah. Hal ini menjadi penghambat atau kendala serius bagi kelancaran studi.

Suatu waktu, di Perpustakaan Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya, ketika saya membaca buku Timur Tengah sebagai bahan untuk membuat makalah, ada seorang ibu yang masih semester awal menghampiri saya, beliau bilang, "Dik, sampean paham buku itu?" Saya jawab, "Lumayan Bu." "Di mana tempat kos sampean Dik?" "Di selatan pesantren Al-Jihad." Kata saya. Saya mengerti maksud ibu ini mau meminta bantuan saya untuk menterjemahkan buku yang berbahasa Arab sebagai bahan makalah beliau. Beliau kelihatannya memang sejak tadinya cari-cari referensi di sebelah saya. Saya hanya bisa memberikan solusi alternatif, bila butuh buku terjemahan bisa datang ke perpustakaan pusat. Saya tidak bisa membantu beliau menjelaskan maksud bukunya karena juga sibuk membuat makalah sendiri. Jadwal presentasi sudah dekat. Semoga ilmu ibu ini manfaat dan berkah. Saya salut dengan semangatnya.

Bahasa bagian dari keterampilan. Untuk bisa terampil membutuhkan ketekunan sejak anak-anak.

Sumenep, 3 Juli 2014

M. Khaliq Shalha
____________
Ngepos tulisan lama yang terarsip di facebook.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar