Selasa, 30 Juli 2019

MENJAGA KEKOKOHAN POHON GENETIKA

Kekeluargaan akan bisa langgeng manakala kebersamaan menjadi acuan di tengah-tengah keberagaman. Tak sedikit cabang pohon keluarga tumbang satu persatu karena meruncingnya kebencian disebabkan iri hati dan kelas sosial.

Dalam cabang-cabang keluarga, kadang ada oknum yang menyelinap menjadi ulat (provokator) yang bisa menggoyahkan tegaknya pohon itu. Waspadalah agar Anda tidak digerogoti oleh ulat kehidupan.

Pertemuan keluarga jangan dijadikan ajang pameran untuk mempertunjukkan kelebihan masing-masing. Memamerkan kendaraan, perhiasan, baju, gaya hidup dll adalah tindakan sangat tercela dan hina. Sama halnya menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Tujuan silaturrahmi tidak tercapai, malah dampak negatif yang akan terjadi.

Asas silaturrahmi adalah kebersamaan; sekeluarga, sama-sama punya dedikasi hidup, sama-sama punya harga diri, sama-sama punya prestasi sesuai bidangnya. Pembedanya adalah nasib; mujur dan kurang mujur. Ingat, perbedaan nasib adalah sunnatullah. Tindakan arif yang semestinya kita tempuh adalah saling menghormati dan menyayangi. Menyalahgunakan nasib mujur akan menyulut keretakan hubungan kekeluargaan.


Tumbangnya pohon kekeluargaan penyebab awalnya adalah tak berfungsinya hati nurani karena virus keserakahan, keangkuhan dan kebanggaan berlebihan. Suatu hal dirasa ampuh menyirami nurani untuk tetap bisa hidup, yaitu melihat tamsil bayi yang baru dilahirkan di sekitar kita dalam keadaan telanjang. Kita dulu persis bayi itu. Jika Anda sekarang sudah hebat, bersyukurlah.

Wallah a'lam.

M. Khaliq Shalha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar