M. Khaliq Shalha
Padat kegiatan sepertinya sering menggeluyuti episode-episode hidup
saya—mungkin juga Anda—dalam keseharian, bahkan kadang sampai tumpang tindih.
Aktivitas rutin di MTs Al-Wathan nyaris setiap hari, baik mengajar atau
mengontrol dan terlibat dalam aktivitas kependidikan lainnya. Hari ini, Selasa,
05 April 2016, saya punya agenda penting. Selain mengajar materi Nahwu satu jam
(07.30-08.10 WIB) di kelas 8, agenda setelah itu, menghadiri undangan Karang
Taruna Tunas Bangsa Larangan Perreng Pragaan Sumenep, pukul 10.30 WIB.
Rencananya setelah acara ini akan ke MTsN Giling Sumenep untuk memarani soal
UAM (Ujian Akhir Madrasah), namun terpaksa harus ditunda esok, karena waktu
tidak memungkinkan. Acara di Karang Taruna molor nyaris dua jam, terkait
kedatangan Tim Dinas Sosial Kabupaten Sumenep yang mengalami keterlambatan
karena ada suatu hal.
Menunggu memang membosankan. Itu riil. Apalagi ketika tumpang tindih dengan
agenda lain yang sama-sama penting. Hal seperti ini membutuhkan kesabaran
ekstra. Saya berusaha bersabar menunggu dan menuntaskan acara ini sampai
selesai dengan sempurna, walau gejolak jiwa tak sepele untuk dikonsdisikan.
Menghadiri acara ini saya landaskan pada komitmen sebagai salah satu pengurus
di jajaran Dewan Pembina Karang Taruna Tunas Bangsa yang organisasi ini masih
seumur jagung. Berdiri sekitar pertengahan tahun 2015, diawali dengan menggelar
rapat di rumah orang tua saya di Dusun Taretah.
Atas kerja keras para pengurus dalam membenahi kantor sekretariat yang
bertempat di lantai II, rumah kontrakan milik H. Farida, dusun Tenggina dan
pembenahan administrasi secara intens, teruma menjelang Penilaian Klasifikasi
Karang Taruna oleh Dinas Sosial Kabupaten Sumenep yang dilaksanakan beberapa
waktu lalu, tidak sampai sebulan sepertinya. Dan, Alhamdulillah, Karang
Taruna Tunas Karya Desa Larangan Perreng Pragaan Sumenep meraih hadiah berupa
seperangkat kompresor untuk pengembangan bengkel oleh pemuda Larangan
Perreng, tempat saya berdomisili sekarang. Semangat para pengurus perlu saya
apresiasi, yang salah satu bentuknya menghadiri undangan ini yang kuotanya
dibatasi 15 orang oleh Dinas Sosial. Saya punya ketertarikan dalam pengembangan
desa untuk periode pemerintahan desa saat ini—era kepemimpinan Bapak Imam
Mastum—yang saya proyeksikan sebagai Orde Reformasi. Saya optimis akan banyak
perkembangan yang nantinya akan diraih.
Acara Penyerahan Hadiah Penilaian Klasifikasi Karang Taruna berjalan lancar
dan kondusif. Banyak hal disampaikan oleh beberapa pihak. Ketua Karang taruna,
Imam Basri Alwi, meminta pihak Tim Penilai dari Dinas Sosial untuk kilas balik memberikan pembinaan dan kekurangan apa yang harus dibenahi oleh Karang Taruna
Tunas Karya berdasarkan penilaian sebelumnya. Kepala Desa Larangan Perreng, Bapak Imam
Mastum, menyampaikan bahwa Karang Taruna ini perlu lebih jauh aksesnya, melibatkan
kalangan pemuda secara lebih merata hingga ke kampung utara yang terpencil sekalipun, mengingat desa Larangan
Perreng pemanjang dari selatan ke utara sekitar 13 KM. Pihak Dinas Sosial
menyampaikan banyak hal, salah satunya berupa arahan-arahan dan pengembangan
Karang Taruna Tunas Bangsa selanjutnya. Terakhir, sambutan dari Bapak Camat
Pragaan, Drs. H. R. Abd. Aziz, M.Hum. Ini dia sambutannya bukan sambutan biasa,
tapi berasa ceramah. Sepertinya beliau ahli retorika. Konten sambutan Bapak Camat berupa motivasi untuk pengembangan organisasi,
di antaranya menekankan: 1) komitmen, 2) prestasi, dan 3) doa serta rida orang
tua dalam arti luas; bisa kedua orang tua, guru atau lainnya.
Sambutan yang penuh motivasi dengan gaya ceramah KH. Zainduddin MZ—tokoh favorid saya—menambah keasyikan menyimaknya dan memantik pikiran saya untuk mengenang ceramah-ceramah almarhum KH. Zainuddin MZ dengan ciri khas intonasinya yang top dan retorika banget atau bombastis abis. Betul? Dulu saya rajin nguping ceramah KH. Zainuddin MZ pagi-sore via radio waktu radio masih sangat populer di kalangan masyarakat, baik tua atau muda.
Sambutan yang penuh motivasi dengan gaya ceramah KH. Zainduddin MZ—tokoh favorid saya—menambah keasyikan menyimaknya dan memantik pikiran saya untuk mengenang ceramah-ceramah almarhum KH. Zainuddin MZ dengan ciri khas intonasinya yang top dan retorika banget atau bombastis abis. Betul? Dulu saya rajin nguping ceramah KH. Zainuddin MZ pagi-sore via radio waktu radio masih sangat populer di kalangan masyarakat, baik tua atau muda.
Usai sambutan-sambutan, acara Penyerahan Hadiah Penilaian Klasifikasi Karang
Taruna oleh Dinas Sosial Kabupaten Sumenep untuk Karang Taruna Tunas Bangsa
dilakukan. Acara ditutup dengan doa.
Usai acara, masih ada segmen foto bersama. Dalam kesempatan ini, saya coba
mendekati Pak Camat yang ahli ceramah ini dengan sedikit guyon bahwa suatu
waktu akan saya undang mengisi ceramah di MTs Al-Wathan. Beliau menyambut
dengan senyum dan tanggapan keakraban.
Mari memajukan negara mulai dari akar rumput dengan mewadahi potensi pemuda
desa ke arah yang positif. Wallah a’lam.
Sumenep, 05 April 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar